DOKTRIN PEMBENARAN BERDASARKAN KITAB ROMA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Roma 3:21-31 Paulus dengan gemerlang menjelaskan, pembenaran dapat di terima melalui iman di dalam Yesus. Di dalam surat Roma (ayat 20-22), Paulus juga menjelaskan sesuungguhnya pembenaran hanya datang karena kasih karunia Allah yang dinyatakan melalui Kristus. Pokok utama yang membenarkan manusia berdosa adalah kebenaran Allah itu sendiri, yaitu pribadi Allah yang dikerjakan melalui Yesus yang membenarkan bagi semua orang percaya yang memiliki iman yang tertuju kepada-Nya (Roma 3:26), bahwa Allah benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus (Roma 3: 4). Allah sendiri berperan menggantikan manusia, dengan cara mengutus anak-Nya ke dalam dunia. Oleh kasih karunia yang begitu dalam “Kebenaran Allah” dinyatakan kepada semua orang secara cuma-cuma. Allah melakukan hal ini karena, Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran- Nya (Roma 3:25).
Namun demikian, banyak orang (Yahudi) pada saat itu memiliki pemahaman yang keliru tentang pembenaran, bangsa Yahudi sangat yakin dengan status mereka sebagai keturunan Abraham dan juga sebagai penerima hukum Taurat yang menjadi dasar argumen mereka bahwa mereka parti dibenarkan (diselamatkan. Hal ini sangat bertolak belakang dengan pengajaran Paulus dalam kitab Roma tentang konsep pembenaran. Menanggapai hal ini menurut Steven Einstain berkomentar beahwa:
untuk memahami pengajaran Paulus dengan baik, Paulus memberitahukan solusi yang harusnya dianut oleh bangsa Yahudi untuk mencapai pembenaran tersebut, Dia memberikan contoh dari salah satu tokoh yang dibenarkan oleh Allah bukan karena melakukan hukum Taurat. Abraham yang sangat terkenal karena imannya kepada TUHAN menjadikannya disebut sebagai bapa bagi setiap orang yang percaya. Tetapi, tternyata Abrahampun tidak dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat melainkan iman. Dengan contoh ini, Rasul Paulus sangat berharap bahwa bangsa Israel (Yahudi) akan menjadi sadar mengeni kekeliruan mereka yang telah mengharapkan pembenaran melalui hukum Taurat. Abraham diselamatkan oleh iman, bukan melalui usahanya, sebab tidak ada satu manusiapun yang dapat dibenarkan oleh karena usahanya sendiri (Roma 3:20) “sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justu oleh hukum Taurat orang mengenal dosa”.
Pembenaran merupakan ungkapan Paulus yang sangat penting, di dalam Kitab Roma 3:24-, Paulus dengan gemerlang menjelaskan bahwa “oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Yesus Kristus. Menurut Paulus orang Yahudi maupun non Yahudi telah berdosa dan berada di bawah murka Allah. Mereka gagal mengenal siapa Allah sesungguhnya dan menyembah berhala. Paulus juga mengingatkan bahwa Hukum Taurat dan sunat memang baik dan suci tetapi tidak dapat dipakai untuk membenarkan manusia di hadapan Allah. Bagi Paulus manusia dibernarkan bukan karena perbuatannya tetapi oleh iman. Pembenaran cuma- cuma datang dari Allah melalui Kristus yang telah mati di kayu salib.
Pemahaman yang baik tentang “pembenaran” di dalam kehidupan umat Kristen sangat penting dan mutlak diperlukan. Karena dengan pengetahuan yang baik dan benar tentang “doktrin pembenaran” dapat membantu kita untuk memperoleh keselamatan dan juga bertumbuh dalam iman kepada Kristus Yesus. Sehingga akhirnya, kita semua boleh memiliki pengetahuan yang benar tentang “doktrin pembenaran”. Dari hasil uraian tersebut menunjukan bahwa “pembenaran” merupakan satu hal yang sangat diperlukan oleh setiap orang percaya.
Menyadari pentingnya kebenaran yang mendalam ini, maka penulis pun terdorong untuk membahas pentingnya “doktrin pembenaran” bagi pengetahuan tambahan untuk penulis. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk menguraikan sebagai suatu tugas makalah dengan judul: DOKTRIN PEMBENARAN BERDASARKAN KITAB ROMA.
Pokok Masalah
Sesuai dengan penjelasan pada latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
Pertama, Apa konsep “doktrin pembenaran” menurut Kitab Roma
Kedua, bagaimana mengaplikasikan “doktrin pembenaran” secara teologi dan praktis dalam kehidupan dan pelayanan penulis ke depan.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
Pertama, untuk memberikan suatu pemahaman yang mendalam dan alkitabiah mengenai doktrin pembenaran berdasarkan Kitab Roma.
Kedua, juga untuk memberikan implikasi yang benar sesuai dengan konsep pembenaran berdasarkan Kitab Roma.
Mamfaat Penulisan
Beberapa mamfaat penulisan makalah ini adalah:
Pertama, bagi penulis makalah ini untuk menambah wawasan agar penulis juga dapat mengetahui secara dalam tentang doktrin pembenaran berdasarkan Kitab Roma.
Kedua , untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Tafsiran Surat Roma guna mencapai pengertian yang mendalam dan conferhensip tentang doktrin pembenaran
berdasarkan Kitab Roma.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi: Latar Belakang Masalah, pokok masalah, tujuan penulisan, mamfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II merupakan doktrin pembenaran berdasarkan kitab ayub, dibenarkan karena kasih karunia dalam kristus yesus, dibenarkan oleh iman, dibenarkan di hadapan allah terjadi karena penebusan, dalam yesus kristus.
Bab III merupakan implikasih doktrin pembenaran, implikasi teologi, pembenaran manusia didasarkan pada kasih karuni allah, pembenaran diterima karena iman yang tertuju pada kristus, pembenaran hanya diterima oleh penebusan kristus, implikasi praktis, orang percaya dibenarkan hanya karena kasih karuni allah, iman adalah sarana orang-orang percaya untuk memperoleh, pembenaran dari kristus, penebusan kristus adalah satu-satunya jalan pembenaran bagi orang percaya.
Bab IV merupakan kesimpulan dan kepustakaan
BAB II
DOKTRIN PEMBENARAN
BERDASARKAN KITAB ROMA
Doktrin Pembenaran, baik dalam bahsa Ibrani dan bahasa Yunani memiliki akar kata yang sama yang diterjemahkan ke dalam Alkitab bahasa Inggris sebagai “rightousness”(Yun- dikaiosu,nh2 dikaisoune) dan “justification” atau “pembenaran”. Di dalam bahasa Ibrani kata ini diterjemahkan dari kata tsedeq. Tesedeq berarti “dijadikan benar” yang juga berarti “dinyatakan benar” atau “justifikasi/ pembenaran.” Roma 1: 17 dikatakan bahwa “orang benar atau dikaios akan hidup oleh iman.” bentuk verbal dari kata dikaios adalah dikaioo yang berarrti “menyatakan kita benar.”3 (Roma 3:21) yang berkuasa menyatakan manusia “benar” adalah “rightousness from God” kebenaran Allah itu sendiri yang dinyatakan melalui penebusan dalam Kristus Yesus.
Kata ‘dibenarkan/pembenaran’ (Yun. di,kaioi-dikaioo) berarti ‘benar di hadapan Allah’ (Roma 2:13). “dijadikan benar” (Roma 5:18-19), “ditetapkan sebagai benar” atau “membenarkan”. Kata menunjukan hubungan yang benar dengan Allah dan bukan sekedar menerima pernyataan tidak bersalah secara hukum. Allah memngampuni orang berdosa yang bertobat, yang telah dinyatakan bersalah oleh hukum Taurat dan dijatuhi hukum kekal. Memulihkan mereka dalam kemurahan Ilahi dan menempatkan
mereka dalam hubungan (persekutuan) yang benar dengan diri-Nya dan kehendak-Nya.Selanjutnya W.A.Criswell memberikan penjelasan bahwa:
maksud dari doktrin “justifikasi” atau “pembenaran” ini bawha Allah mengtakan sebagai orang benar berdasarkan penebusan oleh karena kematian Kristus, yaitu bagi kita yang percaya melalui iman di dalam Dia. Allah menyatakan bahwa kita telah ditebus dari hukum Taurat atau dibebaskan karena penghukuman oleh dosa- dosa kita, oleh karena kematian Kristus. Kristus mati untuk membayar hutang dosa-dosa kita dan kita diampuni, dibenarkan atau dinyatakan benar oleh karena percaya kita di dalam Dia melalui iman. Hal kedua, yang terkandung dalam doktrin pembenaran ini adlah bahwa kita yang telah dinyatakan benar di dalam penebusan oleh karena kematian Kristus tidak lagi menjadi subjek penghukuman. Hukum maut Di dalam pembenaran ini kita sudah dinyatakan teruji, terhukum dan telah mati di dalam anugerah penebusan Tuhan kita.
Jauh sebelum penulis menguraikan “Doktrin Pembenaran” berdasarkan Kitab Roma, namun penulis ingin menampilkan etimologi dari “pembenaran” dari para teolog Tentang makna perkataan “pembenaran”.
1. George Eldon Lad, Donald Guthrie Istilah pembenaran dalam bahasa Yunani dikaio. Kata benda dikaiosune dapat diterjemahkan dengan kata “pembenaran” kata sifat dikaios dapat diterjemahkan “adil” atau “benar”.
2. Millard J.Erickson, “pembenaran merupakan tindakan Allah yang menyataan bahwa orang berdosa telah dibenarkan dihadapan Allah. Pembenaran berdasarkan iman berarti pembenaran yang terjadi oleh karena usaha Allah melalui Yesus Kristus saja, bukan karena kebaikan manusia atau perbuatan-perbuatan baik manusia.
3. Menurut R.C Sproul tidak ada seorang pun yang mendapatkan pembenaran dengan perbuatan-perbuatan baik. Iman merupakan kondisi yang diperlukan untuk menerima perlimpahan karya Kristus.pembenaran menuntut iman yang nyata dan dsan hidup, bukan hanya sekedar pengakuan iman.
4. Menurut Robert A.Jaffray mengemukakan bahwa:Hal “dibenarkan” menjadi nyata demi Perjanjian Baru (Roma 3:21). Dalam ayat
21 terdapat satu kata yang sangat penting yaitu “sekarang”. Yang dimaksud dengan kata “sekarang” adalah “zaman Perjanjian Baru”. Adapun hal “dibenarkan oleh Allah”, itu adalah pengharapan seluruh bangsa Israel dalam Perjanjian Lama, bahkan menjadi kerinduan jiwa bagi manusia sejak jatuh ke dalam dosa.
. Selanjutnya Robert menjelaskan bahwa kerinduan yang besar akan “pembenaran” itu dijumpai dalam Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah yang tunggal, yang menjadi korban pendamaian di atas salib Golgota.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang membenarkan bukanlah iman manusia, tetapi pembenaran adalah perbuatan Allah yang dinyatakan melalui kasih karunia Yesus Kristus (Roma 3:24-25). Di dalam Kristus orang yang menerima “kebenaran Allah” dan percaya di dalamnya ia dinyatakan berhasil, “benar”. Orang percaya dibenarkan semata-mata melalui kasih karunia Kristus, bukan karena perbuatan-perbuatan baik manusia. Seperti perkataan Paulus (Roma 3:23-24) “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, tetapi oleh kasih karunia (orang percaya) telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Manusia tidak memiliki dasar apa pun untuk bermegah, perbuatan pun tidak, melainkan iman (Roma 3: 27). Artinya hanya ada satu Allah yang benar, dan membenarkan manusia bagi mereka yang percaya didalam iman (Roma 23: 30).
Paulus menyatakan beberapa hal mengenai pembenaran ini dan bagaimana hal ini dikerjakan. Pembenaran manusia ini terjadi didasarkan pada kasih karunia Kristus (Roma 3:21, 24, 28, 30), dan pembenaran ini diterima melalui iman yang tertuju kepada Kristus (Roma 3:25; 4:5, 16, 19, 20-22), setiap orang percaya dibenarkan karena penebusan dalam Kristus Yesus, sebab Kristus Yesus telah ditentukan menjadi jalan pendamaian dalam darah-Nya (Roma 3:25; 4:8-11). Bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus (Roma 3:26b).
Berikut penulis akan menguraikan dasar “doktrin pembenaran berdasarkan Kitab Roma”.
Dibenarkan Oleh Kasih
Karunia Dalam Kristus Yesus
Kasih Karunia (Roma 3: 21-31) Perkataan Yunani yang dipakai disini (ca,riti–kharisi dari kata dasar ca,rij-‘kharis’) berlatar belakang kata kerja Ibrani “khen” artinya ‘membungkuk’, lalu juga ‘mengasihani’ diterjemahkan ‘kasih karunia’ (Keluaran 33:19; Mazmur 123:3). Kata kerja itu membuat kita membayangkan seorang ibu yang membungkuk untuk mengangkat anaknya yang telah jatuh ke dalam dosa. Roma 1:17 ‘Kita telah dibenarkan’ berarti kita dianggap telah memenuhi syarat-syarat perjanjian antara Tuhan dengan umat-Nya. Kesalahan kita, bahkan kedurhakaan kita, tidak lagi dipersoalkan. Sebab kemuarahan dicurahkan dengan cuma-cuma.10 (Roma 24a) ‘dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma’.
Menuru tulisan yang ada di dalam Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan
Dibenarkan dihadapan Allah merupakan suatu karunia (Roma 3:24) tidak ada seorang pun yang dapat membenarkan dirinya dengan taat secara sempurna kepada hukum Taurat atau dengan melakukan perbuatan baik (Roma 4:2-6). “karena semua orang telah berbuat dosa dan telah keihalngan kemuliaan Allah” (Roma 3:23).
Selanjutnya Robert A. Jaffray mengemukakan bahwa:
Hal di benarkan semata-mata karena kasih karunia Tuhan (Roma 3:23-25). Seorang kaya dan mulia atau seorang miskin dan hina tidak ada bedanya sedikit pun di hadapan Allah karena semuanya telah berdosa. Baik berbuat dosa besar maupun hanya berbuat dosa kecil, kedua-duanya adalah orang berdosa di hadirat Tuhan. Dosa tetap dosa –haru dihukum.
Demikianlah, yang tinggi tidak akan sampai, apalagi yang rendah karena ada halangan “dibenarkan” oleh Allah yang Mahatinggi. Namun, pembenaran atau dibenarkan bisa didapat dengan Cuma-Cuma melalui kasih karunia atau hadiah, yaitu melalui penebusan di dalam Yesus Kristus. Untuk itu Tuhan tidak meminta bayaran atau menuntut ganti rugi sebab Tuhan memberikan sebagai kasih karunia.
Roma 3: 24; 4: 16; 5:5, sangat jelas Paulus mengatakan bahwa manusia dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Oleh kasih karunia dan belas kasihan Allah yang begitu dalam kepada manusia sehingga, ia memberikan kebenaran yang sesungguhnya di dalam Yesus Kristus dengan cuma-cuma kepada manusia. “Kebenaran Allah” itulah yang membenarkan orang-orang berdosa. Di dalam kasih karunia ini orang-orang percaya berdiri dan bermegah dalam pengharapan menerima kemuliaan Allah (Roma 5:2b). Allah mengutus Anak-Nya dari tempat yang maha tinggi turun ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, karena dari zaman dulu manusia berusaha dengan kekuatannya sendiri untuk menyelamatkan diri mereka tetapi sekarang Allah sendiri datang kepada manusia untuk menyelamatkan mereka dari durhaka. Allah tahu bahwa manusia tidak dapat membenarkan diri di hadapan Allah dengan perbuatan-perbuatan baik. Roma 3:30 “Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.” Tetapi hanya di dalam kasih karunia Kristus Yesus lewat iman manusia memperoleh pembenaran. Dalam tulisan “Bible Study/ Christian Libraru, Sarapan Harian Biblika”
Perbuatan Allah yang dengan penuh pengasihan turun dari tempat yang tinggi untuk mengangkat orang yang yang telah jatuh ke dalam dosa. Mencatat bahwa seharusnya terjemahan berbunyi ‘oleh kasih karunia-Nya’ (KB: ‘Allah’). Dengan dengan demikian bertambah jelas ‘kasih karunia’ bukanlah asas mujarad (abstrak), melainkan perbuatan Tuhan yang penuh pengasihan.
Dari penjelasan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa sifat pembenaran ini ilah kasih karunia dari Allah, pembenaran itu diberikan dengan gratis/cuma-cuma agar orang percaya dapat menerima kebenaran Allah karena iman. Kasih karunia Allah lebih besar dari pada pelanggaran Adam, kasih karunia-Nya yang begitu besar dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Kristus (Roma 5:15b). Dasar pembenaran itu ialah kasih karunia Allah yang diberikan (dianugerahi) kepada manusia terutama kepada orang-orang percaya yang (beriman), yang menerima kebenaran Allah. Ketidak benaran manusia diganti dengan kebenaran Allah melalui penebusan Yesus Kristus yang dikerjakan di atas kayu salib.
Dibenarkan Melalui Iman
Iman dalam bahasa Yunani (de pisteos12-iman) kata de di (ayat 21a) ini menunjuk pada ‘iman dalam Yesus Kristus’. Maksud Paulus dalam nas ini iman hanya berpusat pada Kristus. Iman disini menunjuk pada pengharapan sesuatau dari Allah. Yaitu pembenaran semata-mata hanya karena perbuatan Allah saja. Pembenaran datangnya hanya dari Yesus, yang telah mati dan disalibkan di Golgota bagi semua orang percaya di dalam Kristus karena iman (Roma 3:22b). Sebab di hadapan Allah tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan non Yahudi. Selanjutnya tertulis dalam Artikel-SPB Bible Study/Chritian Library
Iman itu adalah mengharapkan segala sesuatu dari Allah, berdasarkan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus yang telah membuka jalan keselamatan yang tadinya tertutup. Iman itu membuat kita bersatu dengan Kristus. Artinya, melalui iman itu kematian Kristus menjadi kematian kita, dan kebangkitan Kristus menjadi kebangkitan kita menuju kehidupan yang baru. Dengan demikian, iman menjadi saluran yang melaluinya kebenaran Kristus yang telah diperoleh-Nya di alihkan kepada kita. Maka terjemahan ‘dalam’ (LAI) memang tepat.
De pisteos-Yunani (LAI ‘karena iman) Paulus menyebut Iman lagi, kata ini dipakai dalam Roma 1:17 yang merupakan tema dari Kitab Roma. Makna perkataan ‘iman’ ini baru kita lihat sepenuhnya kalau kita mempertentangkannya dengan ‘perbuatan hukum Taurat’ (LAI ‘melakukan hukum Taurat’) dalam (Roma 3:20). Keselamatan melalui hukum Taurat (yang dicari manusia) berpasanan dengan sikap manusia yang berupaya memenuhi tuntutan hukum Taurat itu. Keselamatan tanpa hukum Taurat (yang ditawarkan oleh Allah) berpasangan dengan sikap yang sama sekali lain, yaitu sikap manusia yang mengharapkan keselamatan seluruhnya dari rahmat Allah saja. Itulah Iman.
Pada saat hubungan kita dengan Allah dipulihkan melaluli iman pada Yesus Kristus, kita disalibkan bersama dengan Kristus dan Kristus datang untuk hidup di dalam kita. Melalui pengalaman ini kita sungguh-sungguh menjadi benar dan mulai hidup bagi Allah.14 Oleh Kristus kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia (Roma 5:2). Daftar iman yang tertuju pada Kristus dapat di lihat di dalam daftar ayat-aya ini (Roma 3:21-31; Roma 4:1-25).
Selanjutnya contoh pembenaran oleh Iman bukan oleh perbuatan pembaca dapat membaca di dalam ungkapan Paulus di Dalam Kitab (Roma 4:1-25). Rasul Paulus memberikan contoh kepada bangsa Yahudi tentang seorang tokoh yang sangat dibanggakan mereka dan semua orang Kristen tentunya, yaitu Abraham. Abraham yang sangat terkenal karena imannya kepad TUHAN menjadikannya disebut sebagai bapa bagi setiap orang yang percaya. Tetapi, ternyata Abrahampun tidak dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat melainkan oleh Iman. Abraham dibenarkan oleh iman, bukan melalui usahanya, sebab tidak ada satu manusiapun yang dapat dibenarkan oleh
karena usahanya sendiri (Roma 3: 21-23; 4:1-25)
Roma 3: 28 Paulus mengatakan bahwa “karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan melakukan hukum Taurat. Roma 3:28 hanya ada satu Allah yang akan membenarkan orang-orang bersunat karena iman, maupun orang- orang tak bersunat juga karena iman. Pembenaran adalah tindakan Allah menghapus dosa manusia. Orang bersunat tetapi, jika ia tidak memiliki iman kepada Yesus, ia tidak akan dibenarkan. Leon Morris menyimpulkan
Inti pemikiran Paulus bukanlah keadaan menyedihkan dari orang-orang berdosa, melainkan pembebasan menakjubkan yang diadakan oleh Allah melalui Yesus Kristus. Paulus memakai sejumlah kata yang jelas untuk menggambarkan apa yang dikerjakan Allah: penebusan, pendamaian, pembenaran, pemakuan pada kayu salib. Apa saja yang perlu dikerjakan, sudah dikerjakan oleh Kristus, dan tidak ada yang kurang sempurna dalam keselamatan yang dikerjakan-Nya.
Jadi, pembenaran terjadi dalam kehidupan orang percaya karena pekerjaan Yesus. Ia mengerjakannya bagi semua umat manusia yang percaya kepada kebenaran Allah, penebusan Yesus di atas kayu salib menyucikan segala salah dan dosa umat manusia. Doa tidak lagi menguasi manusia. Kristus memperdamaikan manusia yang berdosa dan telah dibenarka secara cuma-cuma. Seperti ungkapan Paulus di pasal 5:17-19 bahwa: “Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian
pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.”
Dibenarkan Dihadapan Allah
Karena Penebusan Dalam Kristus Yesus
Roma 3:24 Penebusan. Akar kata ‘penebusan’ (Yun. Apolutrosis) berarti penebusan dengan pembayaran suatu harga. Ungkapan ini menunjukan cara keselamatan diperoleh, yaitu
1) Keadaan dosa yang darinya kita harus ditebus: PB menampilkan manusia sebagai terasing dari Allah (Roma 3:10-18). Dikuasai oleh kekuatan-kekuatan setan, diperbudak oleh dosa (Roma 6:6; 7:14) dan perlu dibebaskan dari kesalahan, hukuman, dan kuasa dosa (Roma 1:18; 6:1-18:25).
2) Harga yang dibayar untuk membebaskan kita dari perbudakan ini: Kristus membayar harga penebusan dengan mencurhkan darah-Nya serta menyerahkan nyawa-Nya.
Roma 3: 24; 5:9 “karena penebusan dalam Kristus Yesus orang percaya menerima pembenaran dengan cuma-cuma.” Tidak ada seorang pun yang dibenarkan terkecuali ia telah ditebus oleh Kristus. (Roma 5:8) Allah menunjukan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Selanjutnya Paulus menekankan lagi bahwa lebih-lebih karena, kita sekarang telah dibenarkan oleh darah Kristus, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah (Roma
5: 9). Selanjutnya Paulus menjelaskan (Roma 5:11) kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian.
Selanjutnya Paulus dalam Kitab Roma Solusi Untuk Mendapatkan Pembenaran, Melalui Injil Kristus (Roma 1:18-15:13). Melalui Kasih Karunia Kristus
(Roma 3). Melalui Iman Kepada Yesus Kristus. Dibenarkan Oleh Darah-Nya (Ayat 9). Dibenarkan Oleh Ketaatan Kristus. Dibenarkan karena kebenaran Allah Di Dalam Kristus Mengampuni Semua Orang Hasil Pembenaran/penebusan. Hidup Bebas Dari Murka Allah Pasal 5. Hidup Bebas Dari Kuasa Dosa Pasal 6. Hidup Bebas Dari Kuasa Hukum Taurat Pasal 7. Hidup Bebas Dari Kuasa Maut Pasal 7. Hidup Sebagai Keturunan Adam Yang Baru. Kita Bermegah Dalam Allah.
Hal yang berikutnya adalah bahwa setiap orang yang dibenarkan akan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Orang-orang yang telah percaya mendapat tantangan untuk mendiskusikan diri kepada Allah, melayani Allah sesuai dengan karunianya, bersikap benar terhadap sesamanya, taat kepada pemerintah, mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri, menuju kemurnian moral, mengakomodasi satu sama dengan lain dalam hal-hal-hal yang tidak diatur dalam Firman Tuhan, menjadi pedoman bagi orang percaya dalam menyikapi hal-hal yang tidak diatur langsung dalam firman Tuhan, untuk menanggung yang lemah, untuk saling menerima baik sebagai orang Yahudi maupun non Yahudi.
Semua hal-hal ini di atas merupakan buah pembenaran yang diharpkan oleh Rasul Paulus dan juga Tuhan sehingga setiap orang yang telah dibenarkan memiliki ciri-ciri yang dimaksud. Orang benar tidak boleh menjadi serupa dengan dunia ini,
sebab persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah.
BAB III
IMPLIKASI DOKTRIN PEMBENARAN
Implikasi Teologi
Pembenaran atas manusia karena Kasih Karunia Allah
Roma 3: 21-31 Dasar pembenaran sesungguhnya diletakan pada kasih karunia Allah saja. Sifat kasih karunia Allah ini ditunjukan untuk menunjukan bahwa Allah mengasihi umat-Nya. Allah yang berkuasa memiliki kuasa atas ciptaan-Nya untuk mengampuni, mendamaikan, menyelamatkan dan membenarkan mereka dari hukuman maut. Di dalam kemahakuasaan-Nya, Ia mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan mereka dari murka Allah. Pembenaran adalah perbuatan Allah yang dinyatakan melalui kasih karunia Yesus (Roma 3L24-25). Di dalam Kristus manusia yang berdosa menerima “pembenaran” dan hanya di dalam-Nya manusia dinyatakan berhasil, “benar”. Di luar itu tidak ada seorang pun yang dapat memperoleh pembenaran. Dasar pembenaran-Hanya semata-mata melalui “kasih karunia” Allah sendiri. Oleh kebenaran tersebut manusia juga menjadi ‘benar’. Dan itulah yang menjadi fokus penekanan Paulus di dalam ayat 22. Dasar pembenaran yang benar hanya berfokus pada subjek: Allah-Yesus. Bukan iman manusia yang menjadi syarat utama. Sebab dasar pembenaran yang pertama-dan terutama bagi kita semua adalah sumber pembenaran itu sendiri yaitu
Allah-Yesus.
Pembenaran Diterima Karena
Iman Yang Tertuju Pada Kristus
Roma 3: 21-22 Iman kepada Kristus adalah pondasi untuk menerima pembenaran dari Allah. Kristus adalah pusat pembenaran, sebab Dia sendiri “benar” dan juga membenarkan orang yang beriman kepada-Nya. “seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.” Maka kalau manusia ingin memiliki kebenaran, datangya harus dari Allah. Karena hanya melalui Kristus saja kita dapat memiliki status baru, yaitu menjadi ‘benar’ di hadapan Allah.
Roma 3:27-31 Paulus berkata “Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat. Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain! Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman. Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya”
Paulus menguraikan secara jelas, ayat 26 Allah telah menunjukan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus. Manusia dibenarkan bukan karena ia melakukan hukum Taurat tetapi karena iman yang di tertuju kepada Kristus.
Pembenaran Hanya Diterima
Oleh Penebusan Kristus
Roma 5:8-9 Allah menunjukan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Stein menjelaskan, dengan kematian Yesus di kayu salib dan bangkit menunjukan bahwa Yesus adalah Anaka Allah yang berkuasa, sehingga sangat tak terbandingkan karya penebusan-Nya dengan Adam yang hanyalah manusia biasa yang jatuh ke dalam dosa. Selanjunjutnya Steven mengutip ungkapan dari Nygren walaupun Paulus ingin membentuk suatu perbandingan antara Adam dan Kristus, ia “gagal” dalam usaha itu, bukan karena perbandingan itu tidak tepat, melainkan karena di seluruh dunia tidak ada yang layan dibandingkan dengan Kristus. Prmbrti yang dimaksudkan adalah kebenaran bahwa Allah membenarkan orang durhaka. Pemberian ini dilimpahkan kepada manusia. Kasih karunia Allah begitu melebihi maut sehingga
Paulus membandingkan Kristus dengan Adam.22
Implikasi Praktis
Orang Percaya Dibenarkan
Hanya Karena Kasih Karuni Allah
Pembenaran yang terjadi atas hidup orang-orang percaya adalah kasih karunia Allah saja. Allah membenarkan manusia yaitu dengan mengorbankan anak-Nya. Anak- Nya (Yesus) menjadi tebusan bagi semua orang berdosa. Allah mengorbankan Anak- Nya dan merelakan anak-Nya untuk disiksa, mati dan disalibkan hanya untuk membenarkan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Semuanya itu Ia rela melakukannya karena ‘kasih karunia’ bagi manusia. Sebab di luar Kristus tidak ada sarana yang dapat menghapuskan kesalahan manusia, selain di dalam Kristus.
Paulus mengatakan dengan jelas bahwa: pembenaran bagi orang percaya didasarkan hanya pada kasih karunia Yesus sebagai pribadi yang sempurna, darah-Nya yang sempurna mampu menebus dosa-dosa umat manusia yang kotor. Selanjutnya Peter Wongso berkata
Yesus mati sebagai ganti dari kita. Darah Kristus (Roma 5:9) Perbuatan kebenaran
Kristus (Roma 5: 18) Ketaatan Kristus (Roma 5:19), Kebangkitan Kristus (Roma
4:25) Perhitungan Tuhan (Roma 4:3, 4, 5, 6), penenutan Allah (Roma 8:300, Pemilihan Allah (Roma 8:33).23
Selanjutnya catatan dari Bible Study “Taurat tidak membawa kebenaran Allah, tetapi ia bersaksi mengenai kebenaran Allah. Dalam Roma 3:21, Paulus memberi garis besar mengenai ini. Dalam Roam 3:21-31 Paulus menguraikan bagaimana Allah telah dinyatakan (melalui Kristus), dan dalam pasal 4 ia menguraikan bagaimana kebenaran Allah di saksikan dalam kitab Taurat dan kitab-kitab para nabi.”24
Iman Adalah Sarana Orang-Orang Percaya
Untuk Memperoleh Pembenaran
Friman Tuhan berkata dalam (Roma 3: 20) bahwa seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, maka Rasul Paulus memberikan solusinya pada ayat 21, solusi yang Paulus tawarkan adalah bahwa seseorang dapat dibenarkan hanya oleh iman kepada Yesus Kristus. Inti dari pernyataan ini adalah bawah setiap orang yang ingin masuk surga harus terlebih dahulu memiliki status sebagai oraang benar. Untuk memiliki status orang benar maka berimanlah keapda Yesus Krsitus yang telah mati untuk menebus dosa seluruh umat manusia dan bangkit untuk menyediakan hidup yang kekal. Orang percaya harus memiliki iman yang sungguh-sungguh kepada Yesus, karena tanpa iman tidak ada seorang pun yang dapat memperoleh pembenaran. Seperti ungkapan Sproul “tidak ada seorang pun yang mendapatkan pembenaran dengan perbuatan-perbuatan baik. Iman merupakan kondisi yang diperlukan untuk menerima perlimpahan karya Kristus. Pembenaran menuntut iman yang nyata dan hidup, bukan
hanya sekedar iman.
. Kita mendapat anugerah cuma-cuma dari Allah oleh iman kepada Kristus. Pada saat yang sama tidak berarti kita hanya semata-mata percaya kepada Dia, tetapi kita juga haru menerima firman Allah, menaatinya dan mengakui Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menekankan tentang iman dalam surat ini, dan juga bagaimana ia mendefinisikannya. Apakah iman kita cukup besar? Roma 1:5 (lihat 15:18); Roma 1:16
-17; 3:22, 26-31, 26:31; 4:1-25; 5:1; 10:8-11; 10:17.27
Jadi dari pengertian ini dapat kita mengetahui, sebenarnya manusia sama sekali tidak memiliki dasar apa pun untuk bermegah, perbuatan pun tidak, melainkan iman (Roma 3: 27). Artinya hanya ada satu Allah yang benar, dan membenarkan manusia bagi mereka yang percaya didalam iman (Roma 23: 30). Yesus menjadi alsan untuk orang percaya bermegah di dalam iman.
Penebusan Kristus Adalah Satu-Satunya Jalan
Pembenaran Bagi Orang Percaya
Roma 3: 22-25 Kristus Yesus menebus dosa-dosa manusia dengan darah-Nya sendiri, dalam darah-Nya manusia telah dibenarkan dengan Cuma-Cuma, Kristus Yesus adalah jalan satu-satunya bagi orang percaya, hanya di dalam Dia kita memperoleh penebusan. Dasar bagi orang percaya untuk bermegah adalah iman dalam Kristus Yesus, sebab hanya Kristus yang satu-satunya mampu menebus dosa-dosa manusia.
Orang percaya dapat menerima pembenaran hanya oleh darah Kristus
Di dalam darah- Nya yang kudus dapat membenarkan atau menyelmatkan semua orang berdosa yang percaya kepada kebenaran-Nya. Yaitu kebenaran karena imann dalam Yesus Kristus. Melalui karya pengorbanan Kristus, orang percaya dibenarkan/dilepaskan dari dosa- dosa yang telah diperbuatnya. Dasar pembenara bagi orang Kristen adalah hanya di dalam Yesus Kristus. Setiap orang yang percaya kepada Kristus ia akan dibenarkan dari kesalahannya, meskipun dia berdosa, sebab Dia sendiri yang menjadi Hakim, Dan Dia pula yang benar satu-satunya, dan dasar pembenaran satu-satunya hanya di dalam Dia. Dalam surat Paulus secara jelas, Paulus mengatakan bahwa setiap orang yang menerima kebenara Allah melalui Yesus Kristus, memperoleh status baru, yaitu dibebaskan/dibenarkan dari murka Allah. Bukan berdasarkan pada ketaatan dalam mentaati hukum taurat. Bukan juga terhadap perbuatan baiknya. Melainkan hanya melalui kepercaan penuh di dalam Yesus Kristus sebagai sumber pembenaran yang membenarkan manusia dari dosa-
dosa.
Rasul Paulus dengan gemerlang menjelaskan bahwa oleh kasih karunia Allah yang begitu dalam sehingga Ia mengutus Anak-Nya (Yesus) kedalam dunia menjadi tebusan bagi orang-orang berdosa. “Pasal 3:24-25 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa- dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.”
Menurut Paulus Rasul Yesus Allah membenarkan manusia yaitu dengan mengorbankan anak-Nya. Anak-Nya (Yesus) menjadi tebusan bagi semua orang berdosa. Allah mengorbankan Anak-Nya dan merelakan anak-Nya untuk disiksa, mati dan disalibkan hanya untuk membenarkan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Sebab di luar Kristus tidak ada sarana yang dapat menghapuskan kesalahan manusia, selain di dalam
Kristus.
BAB IV
KESIMPULAN
Setelah pengkajian terhadap Kitab Roma mengenai “doktrin pembenaran”
menunjukan kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, pembenaran adalah satu tindakan kasih karunia Allah yang dianugerahkan melalui Yesus Krisus kepada semua orang percaya. Pembenaran ini dinyatakan secara cuma-cuma kepada semua orang oleh karena iman. Rasul Paulus mengajarkan bahwa “pembenaran” hanya terjadi oleh karena iman. Jalan pembenaran hanya melalui iman di dalam Yesus Kristus. Iman merupakan sarana bagi orang-orang percaya untuk memiliki status yang baru. Iman dapat mengarahkan hidup kita untuk percaya dan menerima kebenaran itu (kebenaran Allah). Iman membuat kita mengharapkan Yesus satu-satu-Nya yang membenarkan hidup kita. Iman menuntun hidup kita kepada Kristus. Iman yang benar-benar berpusat pada Kristus yang akan mempersatukan kita kembali, dan di dalam-Nya kita dibenarkan. Iman menjadi saluran bagi manusia untuk menerima pembenaran dari Allah yang dikerjakan melalui Kristus Yesus. Bukan melalui perbuatan baik kita. Dalam teks ini jelas sekali bahwa iman tidak membenarkan kita dari dosa-dosa, tetapi iman menghasilkan usaha untuk menerima pengharapan di dalam Yesus. Iman berdasarkan teks surat Roma ini berarti, mengharapkan segala sesuatu dari Yesus, melalui-Nya kita akan diberi pembenaran secara gratis. Dan oleh iman di dalam Yesus kita akan hidup benar di hadapan Allah.
Rasul Paulus menjelaskan kasih karunia Allah merupakan dasar pembenaran bagi orang percaya, karena Allah mengasihi manusia maka Ia mengutus Anak-Nya (Yesus) kedalam dunia menjadi tebusan bagi orang-orang berdosa. Allah mengorbankan Anak-Nya dan merelakan anak-Nya untuk disiksa, mati dan disalibkan hanya untuk membenarkan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Sebab di luar Kristus tidak ada sarana yang dapat menghapuskan kesalahan manusia, selain di dalam Kristus. Pembenaran hanya terjadi oleh Iman di dalam Anak Allah yang maha tinggi, Maha mulia, maha besar namun Ia datang membenarkan (menyelamatkan) kita tanpa memandang muka. Artinya hanya ada satu Allah yang benar, dan membenarkan manusia bagi mereka yang percaya didalam iman (Roma 23: 30). Yesus menjadi alsan untuk orang percaya bermegah di dalam iman.
KEPUSTAKAAN
Alkitab
Alkitab, Penuntun Hidup Berkelimpahan. Malang: Gandum Mas, 2006. Rick Meyers. Alkitab Elektronik. E-Sword, 2016
Alkitab Elektronik. Terjemahan Baru, 1974.
Bible Works7
Buku
Hagelberg, Dave. Tafsiran Roma dari bahasa Yunani, Bandung: Kalam Hidup, 2013. Jaffray A. Rrober. Tafsiran Surat Roma. Bandung: Kalam Hidup, 2007.
Donald Guthrie, George Eldon Lad. Teologi Perjanjian Baru Jakarta: BPK Gunung Mulia 1998)
Erickson J Millard. Teologi Perjanjian Baru Jilid II. Bandung: Kalam Hidup, 2014. Sproul R.C. Kebenaran-Kebanaran Dasar Iman Kristen. Departmen Literatur SAAR, 2000.
Wongso, Peter. Soteriologi Doktrin Keselamatan. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1991
Morris Leon. Teologi Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 2006.
Internet
Artikel- SPB “Manusia Dibenarkan Hanya Oleh Iman, Roma 3:21-4:25,” diakses 05
Oktober 2016 http://www.sarapanpagi.org/manusia-dibenarkan-hanya-karena- iman-oleh-iman-roma-3-21-4-25-vt1606.html
W.A.Criswell, penerjemah Eddy Peter Purwanto, Diselamatkan oleh Anugerah diterbitkan sebagai bahan pendidikan intern STTIP, (Sekolah Tinggi Teologi Philadelphia, 2006), 107. Website :http//:www.sttip.com, 106.
Steven Einstain Liauw. “Mahasiswa Program S2 GITS, Penjelasan Paulus Tentang Pembenaran Dalam Surat Roma” Jakarta: Graphe International Theological Seminari, di akases November 2013. Keterangan: tulisan ini didapat dalam bentuk pdf.
Catatan sebagaian diambil dari penjelasan Dosen Pdt.Robi Panggarra selama mengikuti kelas Tafsiran Kitab Roma.
Thanks ya kalian yg sudah membaca tulisan ini semoga menjadi berkat..TUHAN YESUS MEMBERKATI ...🙏🙏
Tidak ada komentar