KARAKTERISTIK PENATUA DAN DIAKEN BERDASARKAN SURAT 1 TIMOTIUS 3: 1-13 DAN TITUS 1: 6-9

 PENULIS: YAMINUS YIKWA



 

EKSEGESIS 1 TIMOTIUS 3: 1-13 DAN TITUS 1: 1-6

PENDAHULUAN

            Surat Timotius dan Titus adalah kitab yang ditulis oleh rasul Paulus, umumnya adalah pembahasan mengenai pelayanan pastoral. Dalam kedua nas firman Tuhan (1 Timotius 3: 1-13) dan (Titus 1: 6-9) rasul Paulus menasehati Timotius dan Titus agar mereka menetapkan pelayan-pelayan Tuhan di kota di mana mereka berada, Timotius di Efesus, dan Titus di Kreta. Tujuannya ialah supaya mereka menetapkan penatua dan diaken yang memenuhi kualifikasi tertentu “karena sudah banyak orang hidup tidak tertib” (Titus 1: 10). Karena jemaat di kota Efesus dan Titus diperhadapkan dengan masalah pengajaran-pengajaran bidat/palsu. “Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyakal Kristus. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik” (Titus 1: 12).     

            Kesadaran Paulus akan pentingnya peran dan keteladanan dari penatua dan diaken dalam pertumbuhan iman jemaat Tuhan yang ada di Efesus dan Kreta, sehingga kedua Kitab ini ditulis untuk membahas Prinsip-prinsip positif untuk kepemimpinan gereja, seperti kualifikasi untuk penatua dan diaken.[1] (1 Tim. 3: 1-13, Titus 1: 5-9). “Setiap pemimpin jemaat haruslah memiliki kriteria atau syarat untuk menjadi seorang pemimpin jemaat dan dalam hal inilah Timotius ditekankan bahwa pemimpin jemaat harus diyakinkan memenuhi syarat atau ketentuan sebagai pelayan Gereja yaitu memiliki karakteristik yang baik sebagai pelayan Tuhan yang dapat dikagumi oleh jemaat yang dilayaninya.”[2]

            Beranjak dari pokok masalah diatas, berikut adalah deskripsi mengenai karakteristik penatu dan diaken yang diperlihatkan oleh rasul Paulus berdasarkan 1 Timotius 3: 1-13, dan Titus 1: 6-9:   

 


PEMBAHASAN

Nas 1 Timotius 3: 1-13, dan Titus 1: 5-9

I.             Makna kata leksikal

Penatua, episcopos terdiri dari epi, yang artinya “atas” atau “lebih”, dan scopos, artinya “pengawas”,  jadi itu berarti “orang yang mengawasi”.[3]  atau “Orang yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga atau memastikan bahwa sesuatu dilakukan dengan cara yang benar.”[4] Sedangkan “diakoneo” artinya melayani, menolong; diakonia, artinya pelayanan, membantu; diakonos, pelayan, pembantu.”[5] jadi artinya “Diaken adalah seorang yang membantu mereka (penatua/pendeta) gereja dengan membantu mengelolah berbagai gereja lokal”[6]

Studi lebih lanjut, perlu diketahui bahwa kata episkopos bersinonim dengan presbyteros “penatua” dalam bahasa Inggris “elder” yang artinya seorang pemimpin Kristen (Tit. 1: 5, 7) dan pendeta (lih. Kisah Rasul 20: 17, dan 18) ini sepertinya bersinonim dengan dua istilah Peranjian Baru lainnya untuk jabatan kepemimpinan di gereja-gereja lokal. Istilah “pendeta”, “penilik”, dan “penatua” semuanya merujuk ke jabatan yang sama (lih. 1 Tim. 5: 17, KPR. 20: 17, 28; Titus 1: 5, 7, 1 Pet. 5: 1-2).  

 “Dalam bahasa Yunani non Kristen kata ini digunakan untuk para pejabat yang bertindak atas nama pemerintah dengan wibawahnya, seperti duta besar atau utusan pembawa berita. Paulus adalah diakonos Allah karena ia menjadi juru bicara Kristus yang dipercaya”.[7] Jadi dari uraian di atas dapat disimuplkan bahwa “diaken dalam jemaat mencerminkan integritas kepribadian dan peranannya adalah sebagai “penolong”, sedangkan tugas mengajar dipercayakan kepa da “presbyter, penatua atau “penilik jemaat 1 Tim. 3: 2, 5).”[8]

fungsi Penatua

a.       Menurut Surat-Surat Paulus dan PB:

1.      “Episkopos” atau “presbyteros” berfungsi sebagai; menjaga seluruh jemaat Tuhan, karena merekalah yang ditetapkan oleh Roh Kudus untuk menggembalakan jemaat Allah,  karena jemaat ini telah diperoleh dengan darah Anak Allah sendiri. Kisah Rasul.  20: 28.  Untuk kata presbyteros bisa lihat 1 Tim 5: 1-2, 17, 19; Titus 1: 5; 1 Pet. 5: 1, 5. Kis 20: 17.

2.      “Jabatan Penatua di adopsi dari Essene lay communities (Yeh. 34: 11) “Sebab beginilah firman Tuhan Allah: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya.”[9]

3.      Ibrani 12: 15 kata kerjanya muncul di dalam ayat ini, yang menunjukkan bahwa fungsi pokok penatua merupakan tanggung jawab setiap orang percaya.

4.      Titus 1: 7 episkopos (N-AMS) “ia sebagai pengatur rumah Allah”, 1 Tim 3: 2-5 episkopon (N-AMS) secara gramatika leksikal berasal dari kata episkopos, penilik jemaat harus “mengurus jemaat Allah” Luk 19: 44; 1 Petrus 2: 12.  

      Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa Penatua berfungsi sebagai gembala untuk menggembalakan domba-domba, pada saat yang sama Penatua memiliki tanggung jawab penuh untuk memperhatikan jemaat Tuhan (memberi makan makanan rohani) kepada umat Allah. Selain itu ia juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan jemaatnya hidup dan melakukan sesuatu dengan cara yang benar.

 

Karakteristik bagi Penatua (1 Tim. 3: 1-13, Titus 1: 6-9)

            Alur pemikiran rasul Paulus dalam daftar 1 Timotius 3: 1-7 berpindah dari kehidupan pribadi ke kehidupan gereja, dari fungsi rumah tangga ke acara resmi. (1 Tim 3: 1-7) kualifikasi kepemimpinan para penatua jemaat yang harus dilihat adalah berdasarkan karakter moral dari kehidupan pribadi dan kedewasaan yang terbukti. Berikut adalah syarat-syaratnya:

            Karena itu penilik jemaat haruslah tak bercacat, δεῖ οὖν τὸν ἐπίσκοπον ἀνεπίλημπτον εἶναι, (dei oun ton episkopon anepilempton einoi), (1 Tim. 3: 2, Titus 1: 6, 7).  Dei kata kerja presen indikatif aktif orang ketiga tunggal artinya “itu perlu”, “seseorang harus” kasus ini menyajikan sebagai suatu kepastian atau menunjukkan suatu tindakan yang benar-benar terjadi dan dilakukan berulang kali (terus menerus) dalam waktu kini atau di kemudian hari pasti terjadi.

            Tak bercacat, ἀνεπίλημπτον[10] (anepilempton) kata sifat akusatif maskulin tungal dari akar kata “anepileptos” kasus ini menjelaskan kata sifat dan menunjuk kepada kepemilikan penderita/objek langsung yaitu  ἐπίσκοπον[11] (episkopon). Yang artinya  sempurna atau tidak pernah kedapatan melakukan kesalahan. Frasa yang sama terdapat juga dalam (Titus 1: 6) Bukan berarti sama sekali tak ada salahnya, karena tidak ada orang yang sempurna di bumi ini. Namun artinya, ialah seorang penatua/penilik jemaat tidak boleh seorang yang dikuasai oleh sifat buruk.

            Jadi dapat dipahami bahwa frasa “karena itu penatua haruslah tak bercacat, menyatakan sifat baik yang dapat dikenal oleh semua orang.  Sifat ini berkenaan dengan kehidupan dan perilaku sehari-hari yang dinyatakan melalui perkataan dan tindakan nyata.

            Kemudian selanjutnya, tanpa jeda Paulus menyisipkan beberapa kualitas pribadi penatua (episkopos) untuk memperkuat arti dari tak bercacat di atas. Umumnya kasus sifat-sifat penatua yang dinyatakan oleh rasul Paulus adalah bukan dalam bentuk imperatif (perintah)  akan tetapi lebih menyatakan akusatif, sifat kepemilikan objek langsung. Sifat yang benar-benar ada pada penatua dan terbukti hidup dalam sikap yang benar setiap hari.

            Suami (dari) satu istri bahasa Yunani μιᾶς γυναικὸς ἄνδρα (mias gunaikos andra) (1 Tim. 3: 2) frase yang sama disebutkan di (Titus 1: 6). μιᾶς kata sifat feminim tunggal artinya satu, lalu γυναικὸς kata benda genetif tunggal maskulin artinya istri, “kasus ini merupakan ‘penjelasan’ karena tujuannya adalah memberikan fungsi pada maksud serta arti dari suatu kalimat.”[12] Sedangkan ἄνδρα andra adalah kata benda akusatif maskulin tunggal artinya laki-laki. Kata noun merupakan kata benda yang menunjuk kepada kepemilikan seorang penolong. Terjemahan secara harafiah dari kalimat   μιᾶς γυναικὸς ἄνδρα memiliki arti bahwa “hanya memiliki satu istri”.  

            Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang penatua (haruslah) seorang yang menikahi satu istri. Maksudnya, pada saat yang sama, yaitu tidak beristeri dua atau lebih dari satu. Bukan berarti ia tidak boleh mengambil istri yang baru setelah kehilangan istrinya, melainkan di dalam pernikahannya, ia hanya boleh memiliki satu istri saja, bukan dua atau lebih. Ini menggambarkan kedewasaan mental serta menekankan kesetiaan yang dimiliki dalam diri setiap penatua  jemaat.

             Dapat menahan diri dalam bahasa Yunani menggunakan νηφάλιον (nephalion) dari akar kata (nephalios) yang artinya tertatah dan berfikir bersih dalam bentuk kata sifat normal akusatif maskulin tunggal langsung.[13] Sifat yang sama dijelaskan di Kitab (Titus 1: 8, 1 Tim. 3: 2) “menguasai diri”. Jadi kata sifat disini menjelaskan sifat yang dimiliki oleh objek langsung yaitu penatua jemaat. Bukan menjelaskan kepada tindakan akan tetapi menjelaskan pemikiran yang dimiliki oleh pelayan Tuhan haruslah normal. Jadi dapat dipahami bahwa frasa “menahan diri”  menjelaskan bagaimana pelayan Tuhan dengan sadar melakukan pekerjaannya dan mengontrol dirinya dengan baik dalam pelayanannya.  Oleh sebab itu, Paulus menyatakan salah satu karakteristik seorang penatua adalah yang dapat menguasai pikirannya dengan baik.

            Bijaksana σώφρονα, kata sifat normal akusatif maskulin tunggal langsung dari akar kata σώφρων[14] (sofron) artinya hat-hati, mengaja diri, mengontrol diri (1 Tim. 3: 2, Titus 1: 8; 2: 2) jadi kata ini juga menunjukkan kata sifat yang dimiliki oleh objek langsung dalam hal ini penatua.[15] Menurut Rasul Paulus seorang penatua harus hati-hati, menjaga diri, dan mengontrol dirinya terutama terhadap sikap hidup. Jadi kata bijak disini bukan hanya berbicara mengenai bijak dalam mengambil keputusan tetapi bijak disini juga menekankan tentang kepada self-control (penguasaan diri). Seperti dalam pelayanan sering pemimpin-pemimpin gereja atau pelayan Tuhan terseret dengan persoalan atau masalah yang ada dan mereka tidak dapat menguasai diri mereka, oleh sebab itu rasul Paulus menekankan seorang hamba Tuhan haruslah dapat mengontrol dirinya, baik dalam tindakkan dan juga perbuatannya.

            Suka memberi tumpangan (1 Tim. 3: 2) φιλόξενον (philozenon) frasa yang sama terdapat di Kitab (Titus 1: 8) φιλόξενον (philosenon)  frase ini sepertinya perlu diterjemahkan hati-hati karena terjemahan bahasa Indonesia jauh berbeda dari bahasa Yunani. Coba lihat lagi di (1 Pet. 4: 9) “suka memberi tumpangan”. Frasa φιλόξενον kasus ini menyatakan kata sifat akusatif maskulin tunggal langsung dari akar kata φιλόξενος (philozenos), artinya ialah “ramah” “murah hati”.  Frase ini bukan kata kerja akan tetapi kata sifat yang dimiliki oleh objek langsung. Narator menunjuk sifat kepemilikan kepada objek langsung (penatua).

            Jadi dari uraian ini pembaca dapat memahami bahwa Paulus menyatakan secara eksplisit kepada Timotius dan Titus, seorang yang memenuhi karakteristik pelayan Tuhan adalah seorang yang memiliki sifat ramah/murah hati. Sifat ini berhubungan dengan pelayanan pastoral, yang mana seorang penatua haruslah murah hati terhadap semua orang. Secara khusus dalam hal memberi, mungkin bisa dikatakan memberi dalam hal materi dan non materi, seperti bantuan sosial, waktu, dll. 

            Waspada νηφάλιον (nepholion) 1 Tim.  3: 2 kata sifat normal akusatif maskulin tunggal langsung dari akar kata νηφάλιος (nephalios) artinya waspada atau berjaga-jaga, berhati-hati.  Kata ini digunakan disini untuk perempuan (ay.11) dan juga penatua (Tit. 2: 2). Terkait frase ini penafsir Rarlp Earle menjelaskan bahwa

“Diterapkan pertama kali pada materi, kemudian mengacu pada orang. Artinya kemudian adalah menjauhkan diri dari anggur. beberapa komentator menggunakan kata sifat di sini dalam pengertian literal. Tapi itu mungkin harus diambil secara metaforis. Bauernfiend menulis: “rujukannya adalah pada kejelasan dan pengendalian diri yang diperlukan untuk pelayanan suci dalam pekerjaan Tuhan (TDNT, 4: 941). Bernard mengatakan: “Terutama mengacu pada ketenangan dalam kasus anggur yang di sini memiliki pengertian yang lebih luas tentang suhu (hlm. 53).[16]

  

            Dari uraian di atas pembaca dapat memahami bahwa syarat penatua adalah dia yang dapat  mengendalikan diri dalam pelayan suci dengan baik.   Oleh sebab itu, Paulus menyatakan sifat seorang penatua yang diperlukan adalah kewaspadaan, menjauhkan diri dari anggur.

            Pandai mengajar orang dalam bahasa Yunani διδακτικόν kata sifat normal akusatif maskulin tunggal dari kata διδακτικός artinya keterampilan dalam mengajar (lih. 2 Tim. 2: 24) jadi frase ini bukan kata kerja tetapi kata sifat. Jadi dapat dipahami bahwa keterampilan dalam mengajar adalah suatu kemampuan khusus yang dimiliki oleh seorang pengajar. Dalam hal ini rasul Paulus meminta kepada kedua anak didiknya, Timotius dan Titus agar mereka memilih dan menetapkan penatua yang memiliki keterampilan mengajar. Jadi jelaslah bahwa syarat untuk menjadi penatua dan diaken adalah orang-orang yang memiliki keterampilan dalam mengajar.

            Bukan peminum dalam bahasa Yunani μὴ πάροινον (me paroinon) kata sifat normal akusatif maskulin tunggal langsung[17] dari akar kata πάροινος dalam bahasa Yunani me artinya “jangan” dan paronios adalah kata sifat dari akar kata para, “samping” dan oinos artinya “anggur”, yang artinya “samping anggur”. (1 Tim: 3: 3, Titus 1: 7). Jadi frase “peminum” adalah bukan kata kerja, akan tetapi kata sifat yang menunjukkan kepada objek secara langsung. Ini adalah frase secara negatif, yaitu menunjukkan apa yang tidak boleh ada pada diri seorang pelayan Tuhan (penatua).

            Dari uraian ini dapat dipahami bahwa  frase  μὴ πάροινον menunjukkan karakteristik yang  tidak boleh ada pada seorang penatua/penilik jemaat, yaitu berkenaan dengan kebiasaan minum anggur yang banyak sampai mabuk. Sebaiknya anggur dapat dikomsumsikan dengan tepat dan secukupnya (lih. 1 Tim. 5: 23) “Jangan lagi minum air saja, melainkan tambahkan anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah.” Jadi hal yang dilarang oleh Paulus di sini ialah, minum-minum secara berlebihan adalah hal yang kurang pantas, khususnya bagi seorang penatua (pendeta). Karena air anggur menghilangkan pengendalian diri.  

            Bukan pemarah dalam bahasa Yunani μὴ πλήκτην (me plekten) kata benda akusatif maskulin tunggal. Intinya dalam (1 Tim. 3: 3, dan Titus 1: 7) memiliki makna yang sama. Artinya seorang yang garang, memiliki perilaku yang suka bertengkar, suka bersikap kejam dan kasar (1 Tim. 3: 3), kemudian dilanjutkan dengan kata ἀλλὰ kordinasi konjungsi artinya “tetapi” frase ini menandakan bahwa karakteristik penatua yang diperlukan adalah bukanlah seorang pemarah, suka bertengkar akan tetapi, sifatnya adalah ἐπιεικῆ (epieike) dari akar kata ἐπιεικής artinya baik hati, lembut, sopan.”[18] jangan ada sifat-sifat negatif dalam diri seorang pelayan Tuhan.

Jadi, syarat seorang penatu yang diinginkan adalah ἄμαχον suka damai (1 Ti 3: 3, Titus 3: 2), bukan suka bertengkar dll.  Karena pelayan Tuhan merupakan penanggung jawab atas jemaat Tuhan, sebab itu moralitas harus yang baik. Sikap dan tindakan harus juga sesuai dengan perkataan.  

            Seorang kepala keluarga yang baik, terjemahan lain (seorang kepala rumah yang baik) terjemahan bahasa Yunani τοῦ ἰδίου οἴκου καλῶς προϊστάμενον (tou idiou oikou kalows proistamenon) (1 Tim 3:  4, 5). kasus προϊστάμενον kata kerja partisipel presen midel akusatif maskulin tunggal. προϊστάμενονproistamenon” dari kata dasar “proistemi” yang artinya untuk memimpin, memerintah, memberi perhatian, mengarahkan, melatih dengan tekun. Jadi disini bisa dipahami bahwa subjek bertindak sebagai pelaku tindakan dan sekaligus juga sebagai penderita. Kemudian tens presen menunjukkan bahwa suatu pekerjaan sedang dilakukan atau dilakukan berulang kali (terus menerus) dalam waktu kini atau di kemudian hari pasti terjadi.

            Jadi, dari penjelasan di atas pembaca dapat memahami bahwa seorang penatua yang baik, tentu dia dapat memimpin, mengarahkan,  dan mengepalai rumah tangganya dengan benar, bukan hanya keluarganya sendiri tetapi dirinya sendiri juga.  Seorang kepala keluarga, dia harus mampu memimpin dirinya sendiri, dan memimpin rumah tangganya secara terus menerus.

            Alur pemikiran Paulus dalam (ayat 4, 5) berpindah dari kehidupan pribadi ke kehidupan rumah tangga. Jadi dapat dipahami bahwa analogi yang dipakai dari sikap positif dari seorang kepala rumah tangga yang dipraktekkan langsung dalam kehidupan keluarganya memiliki hubungannya dengan pelayanan yang akan dikerjakan di dalam jemaat Allah.  

            Ia juga mempunya nama baik di luar jemaat, dalam bahasa Yunani  δεῖ δὲ καὶ μαρτυρίαν καλὴν ἔχειν ἀπὸ τῶν ἔξωθεν, dei de kai marturian kalen ekein apo ton ezothen  (1 Tim. 3: 7). frase nama baik diterjemahkan dari καὶ μαρτυρίαν καλὴν secara literar “kesaksian baik” Jadi maksud Paulus dengan frase ini ialah, ia menunjuk langsung kepada objek bahwa seorang penatua haruslah pribadi yang memiliki kesaksian baik, sifat ini menyangkut karakter hidup yang baik. Kelayakan seorang Penatua yang memenuhi kualifikasi dilihat dari cara bagaiman ia memertahankan sifat baik ini dalam tindakan dan perkataan sehari-hari. Sehingga melalui sikap hidup yang baik itu, dapat menjadi kesaksian yang positif bagi kehidupan orang-orang lain.

            Ia jatuh, ἐμπέσῃ  (1 Tim. 3: 7) kata kerja subjungtif aoris aktif orang ketiga tunggal dari akar kata ἐμπίπτω.  kasus ini menyatakan bahwa suatu hal pernah terjadi atau pernah dilakukan (lampau selesai), dan karta kerja subjungktif “empese” menyatakan bahwa rasul Paulus mau menegaskan suatu kemungkinan besar, apabila nama baiknya tidak bagus diluar jemaat, ada kemungikan seorang pelayan Tuhan bisa jatuh ke dalam perangkap Iblis. Maksudnya di sini ialah Iblis bisa memakai orang-orang lain, untuk menjatuhkan kepemimpinan penilik jemaat apabila tidak waspadah terhadap pengajarannya. Karena itu, rasul Paulus menyatakan walaupun hal itu belum benar-benar terjadi, akan tetap seorang pelayan Tuhan harus menjaga sikap, perkataan dan tindakan dari orang-orang lain. agar orang lain tidak memakai kesempatan itu untuk menjatuhkan nama baiknya, Agar tidak jatuh ke dalam perangkap iblis.

            Titus 1: 9 ἀντεχόμενον,  berpegang erat, ungkapan ini langsung ditunjuk kepada objek (penatua) yakni antrekomenon kata kerja partisif presen midel akusatif maskulin tunggal artinya berpegang erat, (lih. Mat. 6: 24, Luk. 16: 13) menaruh perhatian. Kasus Ini menjelaskan suatu tindakan yang terus dilakukan berulang-ulang (secara terus menerus) dalam waktu kini atau dikemudian hari.  διδαχὴν πιστοῦ λόγου (didaken pistou logou) artinya “pengajaran, setia/percaya, kata”. Jadi dapat dipahami bahwa objek haruslah berpegang erat, setia (pada) pengajaran yang benar (secara terus menerus). Supaya δυνατὸς[19] (dunatos) supaya ia mampu menasihati orang (penantang-penantang) berdasarkan pengajaran firman Tuhan.

(1 Tim 3: 8-13) Karakteristik para diaken-diaken

fungsi diaken

1.     Layanan yang diberikan dalam kapasitas perantara, mediasi, penugasan (2 Kor 9: 12; bab 13; Roma 15:31; 2 Kor 8: 4; 9: 1; Ibrani 1; 14.

2.      2. Kinerja suatu layanan Sebuah.

a.       (Ep 4:12; KPR 6: 4; 2 Kor 11: 8, 1 Kor 16:15; 2, 2 Tim 4:11; Wahyu 2:19. b.

b.      Spesifik. keterlibatan dalam persiapan untuk acara sosial, Luk 10:40 3.

3.     Berfungsi untuk kepentingan publik yang lebih besar, layanan, kantor. 1 Tim. 1:12, KPR 1:17, KPR 20: 24, 1 Kor. 12: 5, 2 Kor. 3: 7, Rom 11: 13, 2 Kor 4: 1; 6: 3, Ko. l4: 17, 2 Tim. 4: 5.

4.     Pemberian bantuan khusus, bantuan dukungan KPR 6: 1; 11: 29, 12: 25.

5.      Fungsi administrasi, layanan Rom 12: 7[20]

            Diaken kata Yunani mempunyai arti yang sangat umum, ‘pelayan-pelayan’. Tapi dalam persekutuan Kristen kata itu  menjadi istilah khusus untuk golongan pembantu-pembantu di bawa penilik jemaat atau penatua. Syarat-syarat yang ditekankan dalam semua bagian ini adalah moral, dan seharusnya menjadi milik dari semua orang Kristen yang baik. Jadi syarat-syarat yang dikehendaki untuk diaken dan penilik jemaat adalah sama.”[21] Namun ada sedikit berbeda berdasarkan nas. Karakteristik seorang diaken dapat dilihat dari nas 1 Timotius 3: 8-13.  

            Demikianlah juga diaken-diaken haruslah terhormat, Διακόνους ὡσαύτως σεμνούς, (1 Tim. 3: 8 ) σεμνούς, kata sifat akusatif maskulin jamak langsung dari akar kata σεμνός artinya terhormat, bermartabat.  Semnous kata sifat ini menjelaskan kepemilikan sifat objek langsung. Bagian ini Paulus menunjukkan sifat-sifat para diaken (lebih dari satu), yang memenuhi kualifikasi pelayan Tuhan adalah diaken-diaken yang terhormat dan bermartabat. Terhormat seperti apa, selanjutnya rasul Paulus menyisipkan beberapa karakteristik para diaken-diaken:

            Jangan bercabang lidah, μὴ διλόγους (1 Tim. 3: 8) διλόγους, kata sifat normal akusatif maskulin tunggal langsung dari akar kata δίλογος  “mengatakan hal-hal yang berlainan kepada orang-orang yang berlainan untuk mendapat kecocokan; atau perkataan Yunani dilogos bisa juga berarti ‘ketagihan mengulangi’ misalnya pengadu. Kasus ini menekankan penderita atau objek langsung. Jadi maksud rasul Paulus ialah seorang pelayan Tuhan yang memenuhi syarat adalah seorang yang tidak mengatakan hal-hal tidak benar, atau mengucapkan sesuatu berlainan untuk mendapat kecocokan. Serakah Kata Yunaninya berarti cenderung mengejar keuntungan dengan jalan jahat dan memalukan bdg Titus 1: 7, 11.”[22] Dalam bagian ini sudah dijelaskan.  

            Jangan Serakah, μὴ αἰσχροκερδεῖς, (1Ti 3: 8, Titus 1: 7) kata sifat normal akusatif maskulin jamak langsung, dari akar kata αἰσχροκερδής[23] (aiskrokerdes) artinya menyukai keuntungan yang tidak jujur, rakus akan uang,  disini kasusnya ialah pembatasan pada suatu tindakan objek langsung, jadi dari sini dapat dipahami bahwa sifat seorang pelayan Tuhan yang tidak jujur, rakus akan uang bukanlah karakterstik sebagai seorang pelayan Tuhan. Oleh sebab itu, rasul Paulus menekankan agar pelayan Tuhan dapat mengabdi secara total. Tanpa mencari keuntungan, dan tidak jujur, tetapi harus terbuka, jujur dan menggembalakan jemaat dengan sukarela. (lih. 1  Pet. 5: 2).  

“melainkan orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci.” (1 Tim. 3: 9)

 

            ἔχοντας kata kerja partisip presen aktif akusatif maskulin jamak dari akar kata ἔχω artinya menahan, jadi disini rasul Paulus menunjuk kepada penderita atau objek langsung, memberi batas akhir pada suatu tindakan. τὸ μυστήριον  kata benda akusatif netral tunggal common dari akar kata μυστήριον (musterion) artinya misteri, rahasai. πίστεως (pisteos) kata benda genetif feminim tunggal common dari akar kata πίστις artinya iman, kepercayaan, dalam bahasa Inggris “faith, belief, trust”.  “Pisteos” dalam bentuk kata benda genetif yang menunjukkan penjelasan karena memberikan fungsi pada maksud serta arti dari kalimat sebelumnya.

            Dari pemaparan makna leksikal yang ada ini bisa dipahami bahwa maksud Paulus dengan frase “menahan” kata kerja dan “rahasia” kata benda, ialah  memberikan batasan kepada objek langsung, jadi iman yang dimiliki oleh pelayan Tuhan agar dipertahankan dengan tekun dan setia “Dalam arti aktif percaya.[24] Sesuai dengan konteks di kota Efesus dengan berbagai ajaran palsu yang ada, maka rasul Paulus hendak menekankan agar rahasia iman seorang diaken dapat dipertahankan dalam hati nurani yang suci.

            Mereka juga harus diuji dahulu (1Ti 3: 10) terjemahan New International Version “They must first be tested; and then if there is nothing against them, let them serve as deacons.” artinya mereka terlebih dahulu diuji, dan kemudian jika tidak ada yang melawan mereka, biarkan mereka melayani. Sedangkan terjemahan English Standard Version And let them also be tested first; then let them serve as deacons if they prove themselves blameless.” (1 Ti 3: 10 ESV).

            Dari pemaparan terjemahan yang ada, poin atau gagasan rasul Paulus terkait frase di atas adalah mereka (diaken-diaken) sebelum melayani Tuhan, terutama harus diuji terlebih dahulu, ujian yang dimakuskan di sini, ialah karakter hidup haruslah baik, berintegritas, tak bercacat, baik dalam perkataan dan tindakan, sikap dan perbuatan harus baik, ujian ini menyangkut semua aspek kehidupan. Setelah melihat moralnya menunjukkan tak bercacat barulah mereka bisa ditetapkan sebagai diaken untuk melayani Tuhan.

            Demikian pula isteri-isteri hendaklah orang terhormat, Γυναῖκας ὡσαύτως σεμνάς, (dunaikos osautos semnas) (1 Tim. 3: 11) σεμνάς kasus ini menyatakan kata sifat normal akusatif feminism jamak langsung, dari akar kata σεμνός.  Kata sifat ini menyatakan sifat kepemilikan objek (istri-istri) haruslah orang terhormat.  ὡσαύτως kata keterang artinya adalah dengan cara yang sama, demikian juga. Sebagai catatan tambahan, di Efesus perempuan tidak diizinkan untuk mengajar, dan memerintah atas laki-laki (1 Tim. 2: 12).

            Jadi dari keterangan di atas pembaca dapat memahami bahwa frase orang terhormat yang rasul Paulus nyatakan kepada objek langsung yaitu istri-istri disini memiliki hubungannya dengan frasa yang sebelumnya yaitu laki-laki/penatua jemaat harusla orang yang terhormat. Terhormat seperti apa, yaitu tak bercacat, karakter hidupnya harus bagus, dan dapat dipercaya oleh semua orang. Jadi syarat yang sama berlaku didaken-diaken sam juga berlaku bagi istri-istri diaken.

            Jangan fitnah, μὴ διαβόλους, kata sifat akusatif feminim jamak langsung dari akar kata διάβολος (diablos) artinya  suka tuduh, sukah fitnah (lih. 1 Tim. 3: 11; 2 Tim 3: 3; Tit. 2: 3.[25] Frasa diabolous menyatakan kata  sifat yang menyatakan kepada objek langsung. Jadi frase me diablous menyatakan sifat suka tuduh, atau sukah fitnah tidak boleh ada pada istri pelayan Tuhan. Tetapi istri-istri pelayan Tuhan hendaknya πιστὰς ἐν πᾶσιν setia,  (1 Tim 3: 11. 1 Tim. 1: 12, 2 Tim 2: 2, 13; Tit 3: 8).       

            Diaken-diaken haruslah suami dari satu istri, διάκονοι ἔστωσαν μιᾶς γυναικὸς ἄνδρες, (1 Tim 3: 12 ) frasa estoson adalah kata kerja imperatif presen aktif orang ketiga jamak dari akar kata εἰμί.  Kasus ini menekankan suatu perintah. Modus tersebut tidak berkenaan dengan kepastian kemungkinan besar dan kemungkinan kecil, tetapi menekankan  keinginan atau harapan. Jadi di sini rasul Paulus menyatakan dalam bentuk perintah kepada pelayan Tuhan (diaken-diaken) supaya tinggal, hidup dengan satu istri. Di sini rasul Paulus menyatakan harapannya kepada diaken untuk tetap setia dan tinggal dengan satu istri yang sah.

Penerapan Untuk Gereja Masa kini

            Yang bisa diterapkan dari kedua nas ini ialah, pertama-tama kita harus sadari bahwa syarat penilik jemaat dan diaken ini berasal dari Allah, karena Ia ingin yang terbaik bagi gereja-Nya, dan Roh-Nyalah yang akan mempersiakan orang yang tepat. Bagi kita, orang-orang Kristen dipanggil untuk menerapkan disiplin rohani yang murni dalam gereja kita, karena dasar kepemimpinan yang baik akan menghasilkan jemaat yang baik pula, sebaliknya dasar kepemimpinan yang buruk secara etika dan moral akan menghasilkan jemaat yang tidak baik.

            Jadi syarat-syarat ini ialah ungkapan dan isi hati Kristus bagi pelayan-pelayan Tuhan, untuk semua penatua, diaken, dan  (semua orang-orang Kristen) tanpa terkecuali. Karena pada prinsipnya, panggilan hidup tertib sesuai  ajaran Alkitab juga merupakan panggilan hidup orang Kirsten.  Karena itu, semua syarat-syarat yang tertulis dalam kedua nas tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan masa kini. Kadang-kadang gereja mengambil sebagian dan mengambaikan prinsip yang lain, akan tetapi Firman Tuhan mengajarkan kita untuk hidup tertib sesuai dengna kehendak Tuhan. Yang diperlukan adalah integritas diri, yakni satunya kata dan perbuatan, satunya hati dan tindakan.

            Apabila kita dipanggil untuk menjadi penatua atau diaken jangan pernah takut, karena Tuhan akan menolong dan memampukan setiap anak-anakNya untuk hidup dalam identitasnya sebagai anak-anak Allah. Pada saat yang sama Roh Kudus akan memimpin setiap kita agar ingat akan identitas kita sebagai pengikut Kristus agar selalu ingat kebenaran-Nya sebelum bertindak dan berkata-kata.  

 

  DAFTAR PUSTAKA

Alkitab

Tafsiran Alkitab Masa Kini- fakta-fakta sejarah ilmiah dan alkitabiah. Yayasan Bina Kasih Komunikasi.

The Holi Bible New International Version. International Bible Society, 1973.

Alkitab Terjemahan Baru. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 1974.

 

Kamus

Silva Moises. New International Dictonary of New Testament Theology. Grand Rapids, Michigan, 2014.

Browning W.R.F. a Dictonary of the Bible. Jakarta: BP K Gunung Mulia, 2016.

Neman Barclay. M. Kamus Bahasa Yunani-Indonesia Untuk Perjanjian Baru. Jakarta: Gunung Mulia,      2015.

 

Buku

David E. Garland, Tremper Longman.The Expositor’s Bible Commentary. Michigan: Grand Rapids, 2005.

 

Waharman. Karakteristik seorang pelayan Tuhan berdasarkan 1 Timotius 3: 1-7.  Vol. 4. No. 1, Oktober             2017, Sekoleh Tinggi Teologi Arastamar Bengkulu.

 

Earle Ralph. Word Meanings in The New Testament. Grand Rapids, Michigan, 1986.

Frederik William Danker, Walter Bauer’s. Greek-English Lexicon of the New Testament and other early   Christian Literature. Chicago, Illions, 1957.

 

Suawa, Ferdinan K. Memahami Gramatika Dasar Bahasa Yunani Koine. Bandung: Kalam Hidup, 2009.

 



            [1]Tremper Longman dan David E. Garland, The Expositor’s Bible Commentary, (Michigan: Grand Rapids, 2005 ), 509 .

            [2]Waharman, Karakteristik seorang pelayan Tuhan berdasarkan 1 Timotius 3: 1-7,  Vol. 4. No. 1, Oktober 2017, Sekoleh Tinggi Teologi Arastamar Bengkulu (STTAB), 40.

            [3]Ralph Earle, Word Meanings in The New Testament (Grand Rapids, Michigan, 1986), 389.

            [4]Frederik William Danker, Walter Bauer’s. Greek-English Lexicon of the New Testament and other early Christian Literature, (Chicago, Illions, 1957), 379.

            [5]Moises Silva, New International Dictonary of New Testament Theology, (Grand Rapids, Michigan, 2014), 701.

            [6]Tremper Longman III And David E. Garland, 524. 

            [7]W.R.F Browning, a Dictonary of the Bible (Jakarta: BP K Gunung Mulia, 2016), 80.

            [8]Browning, 81.

            [9]Frederik William Danker, 379.

            [10]BGT, BibleWorks Greek LXX .

            [11]Kata benda akusatif maskulin tunggal dari kata dasar episkopos artinya penatua, lihat 1 Pet. 2: 25; KPR 20: 28; Fil. 1: 1, 1 Tim. 3: 2; Tit. 1: 7.  BibleWorks BGT Greek.

            [12]Ferdinan K. Suawa, Memahami Gramatika Dasar Bahasa Yunani Koine (Bandung: Kalam Hidup, 2009), 31,

            [13]Bible Works, 17 November 2020. 

            [14]Bible Works, 2020.

            [15]Barclay. M. Neman, Kamus Bahasa Yunani-Indonesia Untuk Perjanjian Baru (Jakarta: Gunung Mulia, 2015), 168.

            [16]Rarlp Earle, 390.

            [17]Bible Works, 2020. 

            [18]Bible Works, 2020.  

            [19]Bible Work, kata sifat normal nominative maskulin tunggal langsung artinya “kuat, mampu, perkasa”

            [20]Frederick William Danker, Walter Bauer’s a Greek-English of the New Testament and other Early Christian Literature, Third Edition ( Chicacgo, Illinois, 2000), 230.

            [21]Tafsiran Alkitab Masa Kini- fakta-fakta sejarah ilmiah dan alkitabiah. (Yayasan Bina Kasih Komunikasi, 2013) 693.  

            [22]Ibid, 693.

            [23]Bible works, 2020.

            [24]Ralph Earle, 395.

            [25]Bible Works, 11/18/2020

1 komentar:

  1. Casinos & Games - DrmCD
    Try your 인천광역 출장마사지 luck in 청주 출장샵 the casino. There are many casinos operating in this city and if you are 당진 출장마사지 a professional gambler, you 제주 출장샵 will find slots, 아산 출장안마 live dealer

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.